Burung umumnya tidak dianggap hewan cerdas, sampai-sampai seseorang untuk merendahkan orang lain menyebutnya dengan "Otak Burung". Tetapi suatu hari, saya (Sahar El-Nadi) membaca sebuah ayat dari Quran yang melibatkan burung mengajar manusia awal sebuah praktek yang penting, yang membuat saya berhenti dan berpikir tentang makna dari ayat dan kualitas dari burung tertentu, membawa saya ke pengalaman belajar yang menarik. Berikut adalah ayat yang merupakan bagian dari kisah anak-anak
Adam, Habil dan Qabil.
"Maka
hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya,
sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia orang-orang yang merugi.
Kemudian Allah menyuruh seekor gagak menggali-gali bumi untuk
memperlihatkan kepadanya
Terbitkan Entri
(Qabil)
bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata
Qabil:'Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti gagak
ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?' Karena itu jadilah
dia seorang diantara orang-orang yang menyesal." (Al Maidah : 30-31)
Ini
memberi saya petunjuk agar melihat lebih dekat dan mempelajarinya lebih
dalam dan menggali sumur pengetahuan yang belum tergali. Jadi saya
menganggap hal ini terkait dengan burung gagak karena ayat ini jelas
menunjuk burung ini sebagai mentor bagi manusia, dan jelas menunjukkan
bahwa manusia serasa "direndahkan" oleh solusi yang ditemukan oleh gagak
untuk beberapa masalah kritis mereka.
Akibatnya,
saya bertanya-tanya: Siapakah hewan yang paling cerdas setelah manusia?
Seperti banyak orang, saya teringat pada lumba-lumba untuk kehormatan
itu, tapi setelah pencarian online yang sangat menyenangkan, saya dapati
sebuah kejutan besar.
Penelitian
terbaru menunjukkan kandidat tak terduga dari kategori hewan tercerdas
adalah Gagak. Tidak terduga karena pertimbangan terhadap banyaknya
budaya yang melekatkan Gagak sebagai pertanda nasib buruk dan kematian
(mungkin karena peran tenangnya penguburan dalam cerita di atas?), yang
ternyata hewan ini justru hewan super cerdas!
Majalah
American Scientific mempublikasikan hasil penelitian para ilmuwan,
Bernd Heinrich dan Thomas Bugnyar - Vermont University, Kanada dan St
Andrews University, Skotlandia - yang menunjukkan kemampuan mental yang
luar biasa dari gagak. "Burung ini menggunakan logika untuk memecahkan
masalah dan beberapa kemampuan mereka bahkan melampaui dari kera besar,"
kata mereka.
Dalam
percobaan ini, gagak diberi tugas yang sangat kompleks yang mereka
belum pernah dapati sebelumnya dan naluri mereka tidak diprogram untuk
melakukannya secara alami, namun mereka selalu berhasil mencari
kreatifitas dan solusi logis untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Yang lebih mengejutkan lagi, mereka melakukannya dengan benar pertama
kali, setiap kali, tanpa proses trial and error apapun!
Percobaan
menunjukkan bahwa gagak mampu untuk menguji setiap kemungkinan yang ada
dalam pikiran mereka dalam waktu singkat, pilih solusi yang paling
efektif, dan menerapkannya dengan benar saat pertama kali mereka
mencobanya, sungguh makhluk paling cerdas, tidak ada yang bisa
menandinginya.
Beberapa
percobaan menunjukkan bahwa burung gagak yang licik bisa membuat
binatang lain bekerja untuk mereka, membuat hewan lain mencarikan
makanan untuk mereka atau minimalnya mempermudah mereka.
Pada percobaan pertama, Gagak sukses mengambil makanan didalam tabung dengan menggunakan semacam kawat seperti kail.
Dalam
percobaan lain, di mana makanan mengapung diatas air dalam tabung
panjang, langkah pertama yang dilakukan gagak adalah menjatuhkan kerikil
kecil dalam tabung yang diperlukan untuk meningkatkan ketinggian air
yang cukup bagi paruhnya untuk mencapai makanan.
Melihat
video dari percobaan di atas, saya memutuskan untuk mencoba eksperimen
kecil pada manusia: saya memainkan video di mana gagak yang menggunakan
batu kerikil kepada sejumlah orang dari usia yang berbeda kemudian
bertanya kepada mereka apa yang akan mereka lakukan jika mereka berada
di tempatnya? jawaban dengan suara bulat "Air ditumpahkan, dan ambil
makanan" Ketika mereka melihat bahwa Gagak tidak mengambil makanan
dengan cara menumpahkan air, mereka pun terkagum namun disertai pula
dengan sikap merendahkan (persis seperti anak Adam dalam ayat Al-Quran)
tetapi memastikan bahwa mendapat makanan tanpa mengganggu atau merusak
lingkungan di mana menemukannya, sebuah pelajaran berharga bahwa manusia
perlu belajar banyak ..
Video
lain yang luar biasa menunjukkan gagak di Jepang yang tertangkap kamera
CCTV. Pertama, mereka belajar untuk membuang kulit kacang yang
keras-yang terlalu sulit bagi mereka membukanya. Mereka melemparkannya
dari pohon-pohon tinggi ke jalan untuk memecahkannya dan kemudian mereka
makan, kemudian mereka mengembangkan proses tersebut dengan
melemparkannya di jalur mobil dan membiarkannya terlindas mobil, dan
untuk menghindari risiko tertabrak ketika mereka mendapatkan lalu lintas
yang padat, Mereka memperbaiki teknik mereka bahkan lebih, belajar
menunggu lampu lalu lintas berubah merah, lalu bergerak untuk mengambil
makanan mereka kembali,dan pergi dengan aman begitu lampu berubah.
Gagak
juga mampu bekerja sama untuk menjebak dan membunuh mangsa: dua dari
gagak akan terbang ke tanah untuk memblokir rute melarikan diri,
sementara yang lain menyerang mangsa. Perilaku ini menunjukkan bahwa
mereka saling mengerti satu sama lain dan apa yang ada pada benak si
mangsa. Gagak bahkan akan bekerjasama untuk memecahkan masalah yang
ditetapkan untuk mereka selama eksperimen, dan akan mengenali diri
mereka sendiri ketika mereka melihat ke dalam cermin.
Bukti
lain kecerdasan yang tinggi dari Gagak adalah bahwa mereka bisa
beradaptasi dengan daerah yang sangat berbeda, dari padang pasir ke
pegunungan. Mereka belajar untuk menemukan makanan bahkan dalam kondisi
paling keras, dan mereka tahu bagaimana dan kapan harus menggunakan
hewan lain untuk membantu mereka mendapatkan makanan yang mereka tidak
bisa mendapatkannya sendiri. "Gagak adalah kognitif sama dengan seorang
anak dua tahun," kata ahli biologi Thomas Bugnyar.
Gagak
adalah spesies yang sangat sosial dan hidup dalam kelompok keluarga
besar, namun beberapa perkelahian mereka dalam sebuah keluarga biasanya
tidak lama dan hanya terjadi dengan beberapa patukan saja, mereka hanya
akan bertempur sampai mati dengan musuh yang membahayakan keluarga
mereka. Bandingkan dengan perilaku anak Adam yang membunuh saudaranya
sendiri!
Ketika
para peneliti melihat gagak lulus dari ujian yang sulit, para peneliti
bertanya-tanya apa tujuan semua kepandaian ini berfungsi, karena burung
lain menjalani hidup dengan baik walaupun dengan intelijen jauh lebih
sedikit?
Yah, mungkin gagak memiliki tujuan yang lebih tinggi di alam daripada kehidupan burung yang sederhana?
Quran
membuka pintu besar untuk pembelajaran dengan menunjukkan gagak sebagai
mentor untuk manusia. Gagak tampaknya menjadi guru yang baik dalam
berpikir logis, pemecahan masalah secara kreatif, kerja tim, perencanaan
strategis, dan manajemen sumber daya yang efektif - dengan tetap
menunjukkan rasa hormat terhadap lingkungan. Jadi, mungkin ini adalah
waktu yang tepat bagi kita untuk belajar dari makhluk-makhluk cerdas,
seperti yang kita lihat, kita membutuhkan kekuatan berpikir mereka untuk
membawa kita kembali ke tujuan utama kita sebagai khalifah di Bumi.
[Sumber: SourceFlame]
[Sumber: SourceFlame]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar